Rabu, 28 Juli 2010

"Terimakasih" dan "Maaf"

Terimakasih, matur nuwun, hatur tengkyu eh hatur nuhun dink, thank you, dank u well, xie xie....
Kata yang sering banget terdengar saat kita menerima atau saat kita memberikan sesuatu pada orang lain. Dari semenjak kita kecil, kita telah diajarkan untuk mengucapkan kata ampuh ini. Jadi ingat, karena dulu Bunda orangnya pemalu (ceilee..) sering banget Bunda hanya diam saja atau cengengesan saat diberi sesuatu oleh orang lain. Walhasil, Papa selalu memandang Bunda dengan wajah melotot dan setengah memaksa agar anaknya segera mengucapkan kata "Terimakasih". Dalam pikiran Bunda saat itu, bukankah dengan tersenyum juga sudah menunjukkan rasa terimakasih kita, tapi Papa selalu beralasan bahwa tidak semua orang punya pemikiran yang sama dengan kita yang memaknai senyuman sebagai ungkapan terimaksih. Ah ternyata benar ucapanmu Pa, "terimakasih" memang harus diucapkan agar tidak timbul persepsi yang berbeda-beda.

Dan itu pula yang Bunda ajarkan pada Naufal untuk selalu mengucapkan "Terimakasih" pada semua orang yang telah memberinya sesuatu, ataupun pada Allah SWT yang telah memberinya kehidupan di dunia ini walaupun dengan kepolosannya dia sering bertanya
"Mana Allahnya Bunda?
"Allah ada di hati Naufal"
"Ooooo...." dengan mata yang masih bertanya-tanya
Masih dengan kepolosannya
"Hayo Naufal bilang apa kalau abis diberi permen ama ayah?"
"Ma'acih ayah, tamma-tamma"
"Haaa???? *bundapingsan
Hahahaaa ternyata dia ingat bahwa setelah kata "terimakasih" terucap, ada kata yang mengikutinya yaitu "sama-sama". Hanya saja dia belum paham bahwa kata "sama-sama" diucapkan oleh orang yang memberinya sesuatu. Ah, kau memang selalu penuh dengan kejutan untukku, my little munchkin :)

Maaf, ngapunten, hapunten, sorry...trus apalagi yah? hehehehe Bunda kan cuma ngerti pengucapannya dalam 4 bahasa :)
Satu lagi kata yang sering didengar bila kita melakukan kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja. Kata "Maaf" pula yang diajarkan saat kita kecil selain kata "Terimakasih". Naufal tak ketinggalan untuk diajarkan mengenal arti kata "Maaf" semenjak dia memahami perkataan orang lain. Biasanya anak kecil diajarkan untuk mengucapkan kata "Maaf" sambil mencium tangan orang yang telah dia buat salah. Dan itu pulalah yang dilakukan Naufal, walaupun sambil menangis tapi kalau ayahnya sudah menyuruh untuk minta maaf, dia akan segera berkata,
"map ayah" atau "map bunda" dengan mencium tangan kanan kita hingga tangan kita terasa basah oleh airmatanya
Duh nak, kalau sudah begini, mana ada orang yang tega untuk tak memaafkan dirimu hehehehee

Mengucapkan kata "terimakasih" atapun "Maaf" memang sangat mudah, tapi menurut bunda follow upnya yang terasa berat yaitu IKHLAS. Duh, menuliskan kata ikhlas saja bunda sudah terasa berat apalagi untuk mengucapkannya. Dan yang lebih berat lagi adalah pelaksanaan IKHLAS itu sendiri. Sampai sekarang juga bunda masih belajar untuk bisa mengucapkan kata "terimakasih" dan "maaf" dengan IKHLAS. Ya Allah, ternyata hamba masih benar-benar jauh dari sempurna *hiksss....

Walaupun demikian, bunda tidak merasa kapok untuk terus belajar dan belajar.. Kalau Naufal saja dengan menangis-nangis masih mau untuk mengucapkan kata "Maaf", apalagi bunda yang sudah bertitle sarjana, harus lebih bisa menguasai arti kata "Terimakasih" dan "maaf" serta follow upnya yaitu ikhlas. Hayo siapa lagi yang mau mengakui kalau masih dalam taraf belajar menfollow up kata "Terimakasih" dan "Maaf"?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar